Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Juni 2021

Siang Bolong Perkosa Gadis 14 Tahun di Sekolah saat Jam Belajar, 7 Siswa SMA Ini Malah Dibebaskan Polisi, Alasannya Bikin Netizen Gondok Bukan Main!

Kasus pemerkosaan anak di bawah umur kembali terjadi. Kali ini pelaku pemerkosaan adalah 7 siswa SMA yang rata-rata berusia 17 tahun.



Parahnya, ketujuh pelaku pemerkosaan yang masih duduk di bangku SMA ini justru dibebaskan oleh pihak kepolisian.

Kasus pemerkosaan atau pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur kini tengah marak terjadi.

Mirisnya, mayoritas korban dari kasus pemerkosaan ini adalah anak-anak atau remaja wanita yang tak berdaya.

Bukan karena tak mampu melawan, tapi kasus pemerkosaan yang menimpa para korban acap kali diikuti dengan kasus kekerasan fisik.

Tak ayal, para korban pun tak berdaya untuk melawan.

Jangankan melawan, untuk membela dirinya sendiri saja, korban kerap kali kalah jumlah dengan pelaku.

Parahnya lagi, kasus pemerkosaan ini sering dilakukan dengan cara berkelompok.

Kalau sudah seperti ini, mau melawan pun si korban bisa bertaruh nyawa.

Kadang saking tak tahunya harus berbuat apa, korban pun pada akhirnya hanya bisa menangis dalam keadaan trauma.

Seperti yang belum lama ini terjadi di wilayah Tawau, Malaysia.

Dilansir Sosok.ID dari The Star dan Malaymail, Jumat (12/6/2020), seorang remaja wanita usia 14 tahun telah menjadi korban pemerkosaan sejumlah remaja pria.

Kasus pemerkosaan ini jelas-jelas terjadi di dalam lingkungan sekolah, di saat jam mengajar.

Korban yang merupakan siswa SMP ini habis dilecehkan oleh 7 orang siswa SMA di dalam kelas secara bergantian.

Mirisnya, usai memperkosa, para pelaku meninggalkan korban begitu saja dalam keadaan setengah telanjang di dalam kelas.

Tak sedikit pun terlihat menyembunyikan aksi bejat mereka sama sekali.

Melansir The Star, siswi SMP ini ditemukan guru sudah dalam keadaan yang mengenaskan dan menangis ketakutan.

Kepada sekolah, siswi SMP ini mengaku dua orang kakak kelasnya memperkosannya bersamaan sementara empat siswa SMA lainnya menonton sambil menunggu giliran.

Ibu korban yang tahu anaknya menerima tindak pelechan seksual di sekolahnya sendiri pun langsung melaporkan kejadian ini pada pihak kepolisian Tawau pada 15 September 2019 lalu.

Korban yang masih trauma pun langsung dilarikan ke rumah sakit setempat untuk melakukan visum.

Masih di hari yang sama, kepolisian Tawau pun berhasil mengamankan ketujuh pelaku yang merupakan siswa SMA di tingkat akhir.

Kendati sudah ditangkap, ketujuh pelaku pemerkosaan ini rupanya tidak ditahan.

Bukannya ditahan seperti kasus hukum lainnya, para pelaku pemerkosaan ini justru mendapatkan bebas bersyarat oleh pihak kepolisian Tawau.

Jaminan bebas bersyarat ini diberikan kepada ketujuh pelaku selama 3 hari sebelum akhirnya diterbitkan surat penahanan.

Pemberian bebas bersyarat ini pun dikarenakan para pelaku bertindak kooperatif selama pemeriksaan dan mengaku tindakan mereka.

Tak hanya itu, jaminan bebas bersyarat ini diberikan lantaran ketujuh pelaku adalah siswa SMA yang harus menjalani ujian negara pada 28 November 2019 mendatang.

Bebas bersyarat ini diberikan agar ketujuh pelaku bisa melaksanakan ujian negara mereka tanpa mengkhawatirkan masa depan.

"Karena kasus ini telah diselesaikan dan semua pelaku telah tertangkap, polisi akan memperpanjang penundaan masa penahanan jadi 3 hari.

Mereka diizinkan bebas dengan syarat untuk mengikuti ujian negara pada 28 November 2019 mendatang," jelas Kepala Kepolisian Distrik Tawau, Asisten Komisaris Peter Umbuas seperti yang dikutip Sosok.ID dari Malaymail, Jumat (12/6/2020)

Tak ayal, pembebasan bersyarat ketujuh pelaku pemerkosaan ini pun membuat publik geram setengah mati.

Banyak yang menyayangkan dan mengecam keputusan pihak kepolisian yang malah mengkhawatirkan masa depan para pelaku.

"Apa nih yang barusan aku baca? Mereka jelas-jelas menghancurkan masa depan gadis itu dan meninggalkan luka permanen, tapi polisi dan orang tua pelaku malah mengkhawatirkan ujian negara?"

"Dibebaskan untuk ujian? Ujian apa? Kalau mereka benar-benar pelajar, mereka tak kan melakukan hal bejat ini,"

"Suruh ujian di dalam penjara aja sih. Bagaimana bisa sih polisi malah membebaskan mereka? Korbannya saja masih trauma,"

Padahal, masa depan korban yang saat ini mengalami trauma lebih penting dari masa depan para pelaku pemerkosaan.

Namun sampi detik ini, pihak kepolisian tidak mengomentari aksi protes publik terhadap keputusan mereka tersebut.

(*)

Read more

Selasa, 01 Juni 2021

Puluhan Model Pose Bugil di Dubai Ditangkap Polisi

 

Jakarta - Puluhan model yang terjaring polisi karena pose tanpa busana di Dubai jadi artikel paling mencuri perhatian pembaca selama sepekan ini. Bagaimana kisahnya?


 

Puluhan model ditangkap polisi setelah pose tanpa busana di sebuah gedung apartemen mewah Dubai. Model berjumlah sekitar 40 orang itu telah membuat kehebohan di balkon salah satu gedung kawasan eksklusif Dubai Marina pada Sabtu (3/4/2021).

Seperti dilaporkan Daily Star, para model yang diduga berasal dari Eropa Timur tampil tanpa busana untuk sebuah pemotretan. Kabarnya, pemotretan tersebut merupakan proyek untuk promosi sebuah situs dewasa berbasis di Israel.

Foto-foto model yang pose telanjang di Dubai awalnya beredar melalui Whatsapp. Hanya dalam beberapa jam, foto yang diambil fotografer amatir tersebut tersebar luas di internet, dan membuat kepolisian lokal mengeluarkan surat perintah penangkapan.




Kini semua pihak yang terlibat dalam pemotretan, termasuk ke-20 model, telah ditangkap. Salah satunya yang sudah diumumkan identitasnya adalah pria bernama Alexey Konstov. Ia diduga menjadi salah satu penggagasnya.

"Seorang pria Rusia ditahan. Menurut polisi, mereka mencurigai dia sebagai salah satu pihak yang mensponsori pemotretan tersebut," ujar pihak diplomat Rusia.

Pria itu dilaporkan memotret para model telanjang di balkon apartemen. Kesalahan fatal dilakukannya dengan membagikan video pemotretan ke internet. Bagi Uni Emirat Arab, menyebarkan konten tak senonoh atau 'menggoda orang dengan penampilan seksi di tempat umum' termasuk dalam tindak kriminal.

Bagi yang melanggar bisa dikenakan denda 5,000 dirham (Rp 19,7 jutaan) atau hukuman penjara selama enam bulan. Namun untuk kasus pemotretan model telanjang di balkon, bisa kena denda hingga 500 ribu dirham atau sekitar Rp 1,9 miliar.

Model-model yang ditangkap merupakan pekerja profesional dan cukup populer. Beberapa di antaranya berasal dari Belarus, Ukraina dan Moldova.

Menurut kepolisian, sebagian besar merupakan kewarganegaraan Ukraina berjumlah 11 orang. Beberapa di antaranya sudah teridentifikasi dengan nama Dariya Khorunzhenko, Ekaterina Kashenko dan Sophia Tkachuk.

Read more